Sabtu, 21 April 2012

Tokoh Politik Sebagai Komunikator Politik


Analisa Seorang Tokoh Politik Sebagai Komunikator Politik
Komunikator adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain. Bila dikaitkan dengan politik, dapat dipahami komunikator politik merupakan orang yang menyampaikan pesan politik kepada orang lain atau bisa jadi masyarakat. Tanpa kita sadari bahwa banyak diantara pejabat-pejabat Indonesia merupakan seorang komunikator politik. Mereka bisa berada di badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang ikut terhadap jalannya proses politik di negara kita.
Dalam analisa ini, tokoh politik yang diambil adalah Joko Widodo yang merupakan Walikota Solo. Sekarang ini sedang hot nya beliau diberitakan dimedia massa. Terkait akan mobil rakitan oleh murid SMK di Solo yang dinamai dengan mobil Esemka. Sosok beliau merupakan sosok yang rendah hati, ramah, dan tidak banyak omongan belaka talk less do more, sedikit bicara banyak bekerja. Itulah yang membuatnya diajukan untuk menjadi calon Gubernur pada Pemilu Gubernur Jakarta tahun 2012 ini. Dan beliau juga memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan masyarakat Solo.
Jokowi adalah seorang pengusaha mebel kayu sebelum dirinya mengajukan diri untuk maju pada pemilihan Walikota Solo saat itu. Dan dari riwayat pendidikannya beliau adalah seorang lulusan Fakultas Kehutanan di Universitas Gajah Mada (UGM). Sangat bertolak belakang sekali antara kehutanan dan politik. Tetapi dalam kaca mata teman-temannya pada masa itu, Jokowi dianggap mampu dalam membawa kemajuan bagi kota Solo kedepannya. Dan ternyata hal tersebut terbukti, setelah naiknya Jokowi menjadi Walikota Solo membawa perubahan yang sangat besar bagi kota tersebut. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa Jokowi mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.
Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Solo untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.
Yang telah dijelaskan diatas adalah pembaharuan-pembaharuan yang telah dilakukan oleh Jokowi sebagai Walikota Solo. Tetapi apakah dengan menjabatnya beliau sebagai birokrat dapat dikatakan bahwa beliau sebagai komunikator politik? Jawabannya tentu saja iya. Politikus adalah seorang komunikator politik. Walikota adalah badan eksekutif dalam tingkat daerahnya sehingga Jokowi adalah seorang komunikator politik yang menyampaikan pesan politik baik itu kebijakan yang harus dilakukan atau peraturan yang berhubungan dengan politik kepada masyarakat luas. Tetapi yang sering terjadi di Indonesia adalah ketika seorang politikus itu berlaku sebagai komunikator yang baik adalah hanya untuk kepentingan tertentu saja, misalnya saja untuk kepentingannya maju pada pemilihan kepala daerah.
Ada beberapa ciri seorang komunikator yang baik diantaranya adalah harus punya capability yaitu kemampuan, pengetahuan, keahlian, serta pengalaman. Untuk maju dalam Pilgub Jakarta 2012 ini Jokowi sudah mempunyai pengalaman yang tidak diragukan lagi. Mengingat ia telah dua kali terpilih sebagai Walikota Solo. Dimana pada saat periode pertama 2005-2010 habis dan beliau mengundurkan diri untuk menjadi seorang walikota kembali. Jokowi memutuskan untuk kembali lagi menjadi tukang kayu (pengusaha mebel). Tetapi setelah dilakukan survey terhadap dirinya hasil yang luar biasa terjadi yang diluar anggapan beliau. Hasil survey menunjukkan bahwa 87% masyarakat Solo masih menginginkan Jokowi untuk menjabat kembali sebagai Walikota Solo. Akhirnya ia terpilih menjabat kembali sebagai Walikota Solo untuk periode 2010-2015.
Seorang komunikator politik untuk menyampaikan maksud harus mempunyai apa yang dimiliki oleh Jokowi tadi. Sehingga pesan politik kita tadi akan sampai dengan orang yang dimaksud. Dan tidak menimbulkan gangguan dalam memahami apa yang disampaikan. Capability yang kita miliki akan sangat persuasif sekali bila kita sampaikan kepada sasaran politik kita. Dan itulah yang dimiliki oleh Jokowi saat ia ingin maju kembali pada Pemilihan walikota Solo 2010-2015.
Selain capability yang harus dimiliki seorang komunikator adalah harus menarik. Secara fisik mungkin Jokowi bukan orang yang berparas ganteng sehingga rakyat menyukai dan memaknai sama pesan yang ia sampaikan. Tetapi secara personality ia berbeda. Itu terlihat saat wawancara yang dilakukan oleh Republika dengan Jokowi beberapa waktu yang lalu. Dimana beliau menjawab apa adanya saja, santai dan tidak dibuat-dibuat. Dengan medok jawa yang khas ia menunjukkan dirinya yang sebenarnya dan ternyata rakyat suka, dimana mayoritas masyarakat Solo adalah merupakan masyarakat Jawa. Inilah yang membedakannya dengan kandidat lainnya.
Kesamaan dengan rakyat adalah hal yang harus dimiliki seorang komunikator politik. Jokowi adalah elit politik di kota Solo yang menjabat sebagai Walikota, sedangkan masyarakat terletak dibawah pemerintahan Jokowi. Agar pesan yang disampaikannya dapat ditangkap oleh masyarakat maka ia harus juga menyesuaikan diri dengan keadaan itu. Contoh kecilnya adalah Jokowi ingin maju pada Pilgub Jakarta tahun 2012, sebelumnya ia datang kejakarta dan bersama-sama naik kopaja mengelilingi Jakarta. Ini adalah salah satu cara Jokowi untuk menyampaikan maksud politiknya dengan bersosialisasi dengan masyarakat.
Dan yang terakhir yang harus dimiliki komunikator politik adalah power atau kekuatan. Yang dimaksud dengan kekuatan disini adalah mencakup materi atau finansialnya ataupun pendidikannya. Gelar belakang yang dimiliki oleh seseorang jaman sekarang tidak begitu mempengaruhi apakah ia terpilih atau tidak. Karena kandidat lain juga memiliki gelar yang sama namun bidang yang berbeda. Inilah yang harus dimiliki seorang komunikator. Status sosial yang dimiliki oleh Jokowi yang menjabat sebagai Walikota Solo adalah modal besar yang dimilikinya untuk maju pada Pilgub. Tetapi tetap masyarakatlah yang akan menilai, dan memaknai pesan politiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar